Kamis, 26 Oktober 2017

Halloween 2017: Kado Cinta dari Keluarga :)

Boo!
Ini akhir Oktober, sudah bisa tebak dong tulisanku kali ini tentang apa? Hihihi. Kalau rajin mampir ke sini pasti sudah tahu kalau aku selalu excited dengan Halloween. Malah saking excitednya aku ingin kalau sepanjang bulan Oktober-November Halloween terus berlangsung, hihihi. Kalau kalian baru mampir ke sini mungkin kalian bingung dan bertanya-tanya "Kok di Indonesia ada Halloween, sih?". Well, aku sangat menghormati origin tradisi ini dan nggak ada sedikit pun maksud untuk disrespecful. Bagiku (dan keluarga) Halloween adalah waktunya berkumpul dan being creative, hampir sama seperti "holiday" yang lain. Mungkin kalian bisa cek tag "Halloween" di blog ini karena aku sudah sering share tentang cerita Halloween "ala aku" :)

Belakangan ini bukan waktu yang mudah bagi keluargaku. Bergantian dari kami harus dirawat di Rumah Sakit, ---dengan penyakit yang cukup berat. Termasuk aku yang baru saja didiagnosis dengan suatu kondisi yang belum siap aku ceritakan di sini. Pokoknya kondisi "baru" ku ini menguras energi banget, sampai-sampai aku kehilangan seseorang yang aku sayang, (---aku harap ini temporari dan ia akan kembali setelah keadaan lebih stabil... Amen). Tapi aku (well, kami) beruntung meski dengan yang terjadi belakangan, keluarga aku tetap solid. Entah apa jadinya kalau tanpa mereka, mungkin aku nggak akan "sekuat" sekarang. Kehadiran mereka, terutama Ibu dan Bapak menjadi pendukung paling besar bagiku. ---Lalu apa hubungannya dengan Halloween? Hihi, believe it or not ini juga salah satu "tanda cinta" mereka untukku :)

Mungkin karena terlalu banyak yang terjadi, aku jadi nggak sadar kalau Oktober hampir berakhir. Masih ingat betul tahun kemarin aku dan Ipar membicarakan tentang rencana Halloween tahun ini. Tapi semua orang nampaknya sudah lupa, ---atau aku pikir begitu. Di suatu siang saat semua berkumpul di ruang TV, aku bergurau tentang betapa bosannya aku karena nggak ada satu channel pun yang memutar film horror. Lalu tiba-tiba saja iparku bertanya akan jadi apa aku Halloween kali ini. Kaget, juga somehow pertanyaannya terdengar menggelikan, aku terkikik. "I don't know, mungkin kita skip saja Halloween kali ini," jawabku, ---meski sebenarnya nggak sungguh-sungguh. Iparku tampak kecewa, she love Halloween as much as I do. Aku jadi berpikir, hati kecilku sebenarnya nggak rela kalau harus skip Halloween. Tapi aku sama sekali nggak punya rencana apa-apa. Biasanya Ibu selalu membuatkan kostum untukku, tapi dengan keadaan seperti sekarang aku bahkan nggak berani untuk bertanya karena takut merepotkan. Akhirnya aku putuskan untuk pergi ke supermarket dan membeli sedikit treats untuk Halloween. Waktu aku minta izin sama Ibu, guess what??!... Beliau senang sekali! Ibu langsung meminta Bapak mengantarku. Katanya kalau aku masih ingat dengan Halloween, artinya aku "baik-baik saja", hihihi. Aww, Mom! :D



Sementara aku dan Bapak berbelanja treats, iparku membuat dekorasi Halloween di rumah. Mungkin kesannya berlebihan, tapi aku terharu banget karena Bapak super excited waktu memilih-milih treats. Bentuk crackers yang akan dipakai untuk membuat kue graveyard saja beliau pikirkan sampai matang, hihihi. Waktu kami tiba di rumah, dekorasi yang iparku buat sudah hampir selesai. Ya,ampun tahun ini sepertinya tingkat excited keluargaku berkali-kali lipat dibandingkan aku sendiri. Aku jadi menyesal dengan niatku untuk skip Halloween :'D Aku langsung masuk dapur untuk membuat treats. Dari tahun ke tahun andalan aku itu dirt cake, tapi berhubung sizenya semakin besar namanya pun berubah menjadi "graveyard cake" :p Ini sebenarnya cuma cake biasa yang di atasnya ditaburi remahan Oreo, tapi karena aku vegan, aku ganti telur di cakenya dengan pisang. Yang lucu, setelah aku beri "nisan" iparku menghiasi cakenya dengan hantu-hantuan. Nama cakenya pun jadi diubah jadi "ghost in the graveyard", deh, hahaha.



Untuk kostum, aku dan ipar sepakat untuk keep it simple. Dibandingkan memakai kembali kostum tahun kemarin, kami pikir lebih baik memakai yang sudah ada tapi belum pernah dipakai. Kami putuskan tema tahun ini diinspirasi oleh Harry Potter. Berhubung sehari-hari aku berkacamata, aku pun jadi Moaning Myrtle. Sedangkan si kecil Ali, keponakanku jadi Harry Potter. Kami cukup memakai kacamata dan sweater, plus untuk Ali jidatnya dilukis gambar halilintar oleh iparku, hahaha. Dibandingkan tahun kemarin Ali jauuuuuh lebih excited kali ini. Semua treats ingin ia coba dan ia amaze sekali dengan dekorasinya. Ia terus-terusan bilang, "Bagus... bagus" dan minta digendong supaya bisa melihat dari dekat :D Oh iya, aku sama sekali nggak ikut mendekorasi, lho. Semuanya dilakukan oleh Ipar dan Bapak. Jadi waktu aku masuk ruang tamu rasa amaze ku kira-kira sama dengan Ali, ---tapi ditambah teary eyes sendikit :p



Lihat videonya di sini :)

Meski semuanya serba dadakan dan tanpa rencana, tapi aku merasa ini Halloween yang paling berkesan. Somehow aku merasa suasananya jauh lebih hangat daripada yang sudah-sudah. Mungkin karena di tengah masa sulit ini kami masih bisa berkumpul. Apalagi meski semuanya excited, aku merasa bahwa mereka membuat Halloween party sederhana ini untukku... :) 
Halloween. Setiap tahun selalu ada cerita yang istimewa. Dan tahun ini... Ini Halloween paling penuh cinta yang pernah aku alami :)

pumpkinlove,

Indi


_______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com

Senin, 16 Oktober 2017

Jadi Top 175 di Musik+ Festival! Indi Ngapain Ya? :D

Halooooo, ada orang di sana? Hahaha, mungkin ada beberapa dari kalian yang notice kalau blogku sempat “bersembunyi”. Well, at least aku menerima sekitar 10 private messages yang isinya menanyakan tentang keberadaan dunia kecilku ini. Ada yang mengira kalau aku menghapusnya, dan ada juga yang mengira kalau aku blocked beberapa pembaca. Padahal sebenarnya nggak, kok. Blogku masih ada, tapi ada beberapa ‘perbaikan’ yang perlu aku lakukan di sini. Dan di saat yang bersamaan aku juga sedang ada health problem yang perlu penanganan serius (don’t worry, I’ll be fine), jadi sekalian saja aku liburan dulu. As I type this, aku sedang duduk di sebuah rumah di luar kota dengan cuaca yang super panas, hihihi. Mohon doa dari teman-teman supaya aku cepat pulih baik secara fisik maupun mental. Amen! :D

Aku akui, belakangan untuk melakukan daily routine terasa lebih menantang. Tapi ini nggak menghentikanku dari (berusaha) berkarya, kok. Bukannya sok kuat, tapi terus berusaha aktif (asalkan nggak kelewat batas) di saat kondisi seperti ini justru membuat pikiranku teralihkan dan lebih positif :) Salah satunya dengan mengikuti Musik+ Festival 2017. Aku sudah mendaftar sejak bulan Agustus lalu, ---di saat kondisiku mulai menurun.  Tadinya aku nggak yakin untuk melanjutkan dan sudah bersiap untuk mengundurkan diri. Tapi di bulan September aku mendapat kabar kalau aku masuk ke dalam 175 besar dari ribuan pendaftar! Mau mundur rasanya jadi sayang, dan sepertinya ini adalah kesempatan yang bagus untuk menambah pengalaman dan tentu, untuk bertemu teman-teman baru :)

Teman-teman sudah tahu belum sih tentang ajang musik ini? Kalau sudah, kalian bisa skip part ini. Tapi kalau belum, silakan lanjutkan baca, hihihi. Musik+ Festival ini adalah ajang yang diadakan oleh Inspira TV (yang sudah pakai TV digital pasti tahu channel ini). Konsepnya berbeda dengan ajang pencarian bakat yang sudah-sudah. Goal mereka bukan hanya menghibur, tapi juga menginspirasi. Atau, dikutip dari situs mereka;
“Musik plus adalah musik yang mengandung muatan positif yang mencerahkan, memotivasi dan menginspirasi. Musik plus tidak dibatasi oleh genre. Semua jenis musik dapat menjadi musik plus selama memiliki makna yang inspiratif dan positif. Dengan musik plus hiburan menjadi lebih bermakna.”
Keren dan berbeda, kan? Nah, lagu yang dibawakan juga bebas, boleh ciptaan sendiri atau lagu orang lain. Akan mendatkan nilai plus jika lagunya berbahasa Indonesia. Lalu bagaimana denganku yang lagu-lagunya (sok) English semua? :p

Memang kalau sudah “harusnya begitu” Tuhan pasti kasih jalan. Saat mengikuti audisi online tadinya aku mau mengirimkan lagu berbahasa Inggris. Tapi sepupuku yang berusia 10 tahun menyarankan lagu lain. Rupanya ia menyukai lagu “Hey Girls Hey Boys” yang aku ciptakan tahun lalu dalam rangka World Disability Day. Agak ragu, karena lagu itu super sederhana dan nggak “komersil” (waktu aku upload di YouTube viewers nya jauh di bawah video-videoku yang lain, nggak sampai 300 viewers!). Sepupuku bilang lagunya enak dan ada pesan moralnya, hahaha. Karena ingin membuat dia senang (toh aku nggak yakin-yakin amat bakal lolos), aku iyakan saja permintaannya. Aku pikir, ya sudah ini satu-satunya lagu ciptaanku yang berbahasa Indonesia dan dalam kondisi seperti ini  agak “ribet” jika harus membuat lagu yang baru. Whatever will be, will be, deh. Yang penting aku mengirimkan karya yang original :D

Dan… siapa yang menyangka bahwa aku terpilih sebagai salah satu dari top 175! Aku sendiri bahkan nyaris lupa kalau sempat mengikuti audisi. Maklum saja karena aku baru dihubungi (TENGAH MALAM) di tanggal 29 September lalu, ---been a month sejak aku mengirimkan lagunya. Aku langsung memberi tahu Bapak dan bertanya apa aku boleh mengikuti technical meeting di besok siangnya. Kami berpikir agak lama. Karena selain kondisiku, Ibu juga baru selesai dirawat inap, dan keponakanku pun sedang dalam kondisi gawat di Rumah sakit. Tapi Bapak menyarankanku buat go for it, katanya ini bakal jadi pengalaman berharga dan kalau nggak mencoba aku nggak akan tahu sejauh mana kemampuanku. Ya sudah aku bulatkan tekad untuk terus maju meskipun sahabatku yang musisi “idealis” heran kenapa aku mau ikutan ajang seperti ini, lol. 

Selesai Technical Meeting di De Majestic, Bandung.

Technical meeting diadakan di gedung De Majestic, Jl. Braga no. 1 Bandung. Ini adalah kawasan pejalan kaki alias pedestrian, ---jadi untuk parkir susaaah sekali karena lahannya hanya sedikit. Aku datang terlambat karena kabar yang diterima begitu mendadak. Syukurlah aku masih sempat mendengar informasi penting untuk shooting taping keesokan harinya. Poin pentingnya sih hanya diingatkan untuk berpakaian sopan, lagu berbahasa Indonesia lebih disukai dan untuk datang tepat waktu. Lucunya ada beberapa kru Inspira TV yang mengingatku, mungkin karena pernah dua kali mengisi acara di sana. Tapi dengan sesama peserta malah awkward. Aku mencoba berkenalan dengan laki-laki yang duduk di sampingku, tapi dia jutek maksimal, hahaha. Mungkin disangkanya aku naksir dia kali, ya? :p Uh, the problem with being too friendly. *palm face.

Sampai di rumah aku nggak bisa langsung istirahat karena belum ada ide lagu apa yang akan aku nyanyikan untuk shooting taping keesokan harinya. Lagu One Day (lagu ciptaanku) memang bermain terus di dalam kepalaku. But I’m not sure… karena liriknya berbahasa Inggris. Dan akhirnya, karena malam semakin larut aku putuskan saja untuk mengubah sebagian liriknya ke dalam Bahasa Indonesia, hahaha. Jadi terdengar janggal sih, tapi setelah aku ulang-ulang it wasn’t that bad kayaknya :p By the way, shooting taping ini untuk ditayangkan di Inspira TV sekaligus untuk ditonton oleh para juri. Dari top 175 ini kami akan disaring kembali menjadi top 10. Yup, hanya 10 orang dari seluruh Indonesia! Bikin aku cukup deg-degan sih. Tapi aku tetap berusaha istirahat karena nervous plus kurang tidur pasti bukan perpaduan yang bagus.

Aku termasuk awal waktu mendaftar, makanya dapat nomor 71 ;)

Di depan gedung De Majestic sebelum shooting dimulai.

Tanggal 31 September, shooting diadakan di tempat yang sama dengan technical meeting. Dan perkara mencari tempat parkir jadi jauuuuuuuuh lebih sulit daripada sebelumnya. Mungkin karena setiap peserta boleh membawa 10 orang supporter jadi mereka membutuhkan banyak lahan. Kalau aku sih cuma datang bersama Bapak dan Iie, tanteku (hiks, lol). Kami parkir di tempat yang cukup jauh, kira-kira 7 menit berjalan kaki, ---itu pun kalau kami setengah berlari, hihihi. Tapi untung saja aku tetap datang on time, bahkan masih punya waktu sekitar 2 jam sebelum shooting dimulai. Kami langsung memilih untuk di duduk dipaling depan. Alasannya agar aksesku untuk ke toilet dan belakang panggung lebih mudah (tahu dong kalau orang sedang nervous bagaimana). Nggak ada wajah familiar yang kulihat (kecuali kru-krunya of course), tapi as always aku tetap berusaha untuk ramah pada semuanya dan berusaha cuek kalau ada yang jutek :p Selama menunggu aku nggak melakukan banyak hal, paling hanya berlatih sesekali, mengobrol dengan Bapak dan Iie. Yang paling jauh, aku cuma jalan ke cafĂ© sebelah untuk membeli minuman es cokelat. Yang mana langsung membuatku ditegur Bapak karena dikhawatirkan akan merusak suaraku. (No worry Pak, suara anakmu ini biasanya juga fals. Serak sedikit orang nggak akan notice perbedaannya, hahaha).

Dan akhirnya waktu yang ditunggu tiba. Seluruh peserta diminta untuk naik ke belakang panggung. Surprise… surprise… aku mendapat giliran yang pertama! Well, seharusnya sih nomor 2, tapi karena ada salah satu peserta yang belum siap, jadilah aku yang menggantikan. Cengar-cengirku makin menjadi, ---kebiasaan kalau sedang nervous, lol. Dari atas panggung semuanya terlihat gelap, mungkin karena lampu sorotnya hanya mengarah ke panggung. Tapi aku stay cool, pura-pura bisa melihat dan melambaikan tangan ke arah yang kira-kira tempat Bapak dan Iie duduk, hahaha. Sebelum mulai bernyanyi ternyata ada sedikit interview dulu dari hosts nya. Aww, mereka mengenalku sebagai penulis novel dan Indi yang menginspirasi film Mika. Jadi malu-malu kucing, deh :p Setelah itu kru menyiapkan 2 buah mikrofon untukku karena aku nggak memakai minus one, tapi bermain ukulele. Sumpah, it feels so weird. Monitor ada tepat di depanku tapi suara yang aku dengar pelaaaan sekali. Tapi karena itu katanya “normal” aku pun mulai bernyanyi sambil bermain ukulele despite of nggak bisa dengar suara sendiri. Aku coba berikan yang terbaik, meski hati ini dag-dig-dug. Berdasarkan hasil tanya-tanya sedikit sama peserta lain di belakang panggung, mereka rupanya sudah terbiasa ikut lomba. Nah aku… lomba tingkat RT saja belum pernah, hahaha.

Di belakang panggung, foto diambil oleh fotografer Inspira TV.

On stage, dapat dari Instagramnya Inspira TV, hahahaha (ketawa sedih).

Iie mau ambil video, tapi sayang HP nya error! :O

Turun dari panggung rasanya masih deg-degan, tapi lega. Oh iya, aku punya teman baru yang kenalan di belakang panggung, namanya Mia dan dia penyanyi solo. Katanya penampilanku bagus, sampai-sampai peserta lain ngumpul di depan monitor untuk nonton, hahaha. Entahlah dia bohong atau nggak, yang pasti itu membuat perasaanku lebih baik :) Sambil melihat penampilan peserta lain, aku juga sempat diwawancarai. Isinya selain tentang perasaanku mengikuti Musik+ Festival, juga tentang aktivitasku. Too bad Bapak dan Iie nggak ikut ke belakang panggung, jadi aku nggak punya dokumentasinya. Sebenarnya pas di panggung juga aku nggak punya foto dan videonya karena tiba-tiba saja handphone Iie error. Yang kupajang di sini aku dapat dari akunnya Inspira TV dan hasil captured dari video Tante sebelum akhirnya blank (cuma beberapa detik saja). Agak sedih, sih. Tapi yang terpenting kan aku menikmati waktu moment ini terjadi ;)

Karena Iie ada keperluan, aku pun diajak pulang lebih awal. Syukurlah diizinkan karena nggak ada kewajiban untuk stay sampai akhir acara. Di perjalanan pulang aku langsung mengirimkan pesan pada Ibu yang isinya mengabari kalau aku sudah berusaha dan senang bisa mendapatkan kesempatan untuk tampil di sana. Aku belum tahu dengan hasilnya, tapi melihat wajah Bapak dan Iie yang bangga dan terus-terus mengulang cerita sewaktu melihatku di panggung rasanya priceless. Rasanya aku sangat dicintai dan semakin bersyukur memiliki keluarga yang suportif. Akankah aku masuk 10 besar? Hope so. Tapi bukan itu intinya. Karena yang terpenting aku sudah mencoba memberikan yang terbaik, dan biar sisanya Tuhan yang menentukan. Aku rasa nggak perlu malu atau ragu saat melakukan sesuatu untuk pertama kalinya. Karena kalau nggak pernah memulai, bagaimana mungkin aku bisa dapat pengalaman? :)

ukulele girl,

Indi

Liputan audisi final di Inspira TV.


_______________________________________________
Facebook: here | Twitter: here | Instagram: here | YouTube: here | Contact: namaku_indikecil@yahoo.com